Menurut Hera Lestari Mikarsa, dkk (dalam Pendidikan Anak di SD, 2008; 3.3-3.8) dikatakan bahwa minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berfikir, dan berprestasi (dalam Pintrich dan Schunk, 1966) mengemukakan berbagai pengertian minat sebagai berikut :
1. Minat Pribadi
Minat pribadi memberikan pengertian sebagai suatu ciri pribadi individu yang merupakan disposisi abadi yang relatif stabil. Minat pribadi umumnya ditujukan pada kegiatan khusus, misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu pengetahuan musik, tarian, dan komputer. Eccks dan Wigfield (dalam Pintrich dan Schunk, 1966) mengemukakan mengenai minat intrinsik yang secara konseptual berkaitan sama dengan minat pribadi.
2. Minat Situasional
Minat situasional merupakan minat yang ditumbuhkan oleh kondisi atau faktor-faktor lingkungan. Hidi dan Anderson (dalam Pintrich dan Schunk, 1996) mengemukakan bahwa minat situasional berbeda dengan sekedar keingintahuan seseorang karena minat ini berkaitan dengan sesuatu yang sangat spesifik, dan bukan merupakan struktural dari suatu hal atau lingkungan atau topik. Minat situasional ini pun dapat berkembang menjadi minat pribadi, misalnya pengalaman seseorang membaca buku mengenai berbagai percobaan fisika membuatnya lama-lama tertarik pada fisika
3. Minat Sebagai Keadaan Psikologis
Minat sebagai keadaan psikologis menggambarkan pandangan yang interaktif yang berkaitan dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari minat pada diri seseorang. Misalnya, anak yang memiliki pribadi yang kuat pada musik, akan memilih kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan musik.
Menurut Hurlock (1989) ada empat cara untuk mempengaruhi perkembangan anak yaitu :
1. Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi.
2. Minat dapat sebagai pendorong.
3. Minat berpengaruh terhadap prestasi.
4. Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya.
Dengan menumbuhkan minat belajar pada siswa akan menghasilkan prestasi yang tinggi, dengan ditandai daya serap materi pembelajaran yang tinggi. Jika siswa mempunyai daya serap yang tinggi terhadap materi maka hasil tes formatif akan menjadi baik.
»» Baca Selengkapnya...
1. Minat Pribadi
Minat pribadi memberikan pengertian sebagai suatu ciri pribadi individu yang merupakan disposisi abadi yang relatif stabil. Minat pribadi umumnya ditujukan pada kegiatan khusus, misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu pengetahuan musik, tarian, dan komputer. Eccks dan Wigfield (dalam Pintrich dan Schunk, 1966) mengemukakan mengenai minat intrinsik yang secara konseptual berkaitan sama dengan minat pribadi.
2. Minat Situasional
Minat situasional merupakan minat yang ditumbuhkan oleh kondisi atau faktor-faktor lingkungan. Hidi dan Anderson (dalam Pintrich dan Schunk, 1996) mengemukakan bahwa minat situasional berbeda dengan sekedar keingintahuan seseorang karena minat ini berkaitan dengan sesuatu yang sangat spesifik, dan bukan merupakan struktural dari suatu hal atau lingkungan atau topik. Minat situasional ini pun dapat berkembang menjadi minat pribadi, misalnya pengalaman seseorang membaca buku mengenai berbagai percobaan fisika membuatnya lama-lama tertarik pada fisika
3. Minat Sebagai Keadaan Psikologis
Minat sebagai keadaan psikologis menggambarkan pandangan yang interaktif yang berkaitan dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari minat pada diri seseorang. Misalnya, anak yang memiliki pribadi yang kuat pada musik, akan memilih kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan musik.
Menurut Hurlock (1989) ada empat cara untuk mempengaruhi perkembangan anak yaitu :
1. Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi.
2. Minat dapat sebagai pendorong.
3. Minat berpengaruh terhadap prestasi.
4. Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya.
Dengan menumbuhkan minat belajar pada siswa akan menghasilkan prestasi yang tinggi, dengan ditandai daya serap materi pembelajaran yang tinggi. Jika siswa mempunyai daya serap yang tinggi terhadap materi maka hasil tes formatif akan menjadi baik.